Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Alam semesta ternyata berbentuk seperti corong ataupun seperti terompet tanduk yang zaman dahulu sering digunakan, research ini dilakukan oleh Frank Steiner dan sekelompok ilmuwan Jerman lainnya yang ditahun 2003-2004 sempat heboh dikalangan akademisi Antariksa. Steiner menjelaskan dalam sebuah model yang menunjukkan sebuah fluktuasi yang besar pada ujung cosmik yang satu sementara ujung yang lain mengecil.
Mungkin sebaliknya VOI sedikit flash back mengenai teori yang diutarakan Steiner dan anggota ilmuwan dari Universitas Ulm ini. Pernyataan yang menunjukkan bahwa semesta (Alam semesta) memiliki bentuk dan batas sebenarnya adalah kontroversi lama yang sering menjadi perdebatan oleh para ilmuwan dunia. Pasalnya ketika jarak dilangit yang sejumlah ratusan tahun cahaya (1 tahun cahaya = + 9 Triliyun Km) sudah diperkirakan tak terbatas (infinite) namun pada tahun 90an pendapat tentang keterbatasan semesta mulai menggema. Dan pada tahun itu juga teori bentuk semesta mulai terbentuk, seperti apakah semesta ini berbentuk bola, lempengan atau lengkungan seperti bentuk bumerang.
Hmm, VOI mendengar Hal ini aneh namun menarik, pasalnya VOI pernah membaca tentang ucapan seorang sufi dunia bernama Abu-Nuwas al-Hasan alias Abu Nawas sang Sufi Humoris, Beliau berkata “Sungguh ketidakterbatasan itu datangnya dari keterbatasan” maksud perkataan Beliau ini adalah bahwa ketika manusia memikirkan angkasa jagad raya yang tidak terbatas mereka tidak menyadari bahwa ketidak terbatasan angkasa itu berasal dari keterbatasan yang disebut Akal Pikiran manusia. Baik, kembali ke masalah teori bentuk semesta, beberapa ilmuwan pernah membuat model yang menggambarkan bentuk semesta seperti bentuk tanduk, gambaran ini senada dengan gambaran yang ditangkap satelit COBE pada saat itu. Namun akhirnya selang beberapa tahun teori itu tenggelam dan bahkan tak sempat terdengar dunia.
Tahun 2003 terori infinitie cosmos kembali terdengar oleh sekelompok ilmuwan lain. Dan akhirnya pada tahun 2004 Steiner dan kawan-kawan menyimpulkan bentuk semesta adalah seperti bentuk terompet tanduk atau seperti corong dimana ujungnya semakin mengecil. Kesimpulan ini mereka ambil sesuai dengan satelite WMAP. WMAP adalah NASA Explorer ,misi yang diluncurkan Juni 2001 sampai membuat pengukuran dasar kosmologi - studi tentang sifat alam semesta kita secara keseluruhan. WMAP telah memukau dalam beberapa akhir ini, produksi baru Standard Model Kosmologi.
Hmm, VOI mendengar Hal ini aneh namun menarik, pasalnya VOI pernah membaca tentang ucapan seorang sufi dunia bernama Abu-Nuwas al-Hasan alias Abu Nawas sang Sufi Humoris, Beliau berkata “Sungguh ketidakterbatasan itu datangnya dari keterbatasan” maksud perkataan Beliau ini adalah bahwa ketika manusia memikirkan angkasa jagad raya yang tidak terbatas mereka tidak menyadari bahwa ketidak terbatasan angkasa itu berasal dari keterbatasan yang disebut Akal Pikiran manusia. Baik, kembali ke masalah teori bentuk semesta, beberapa ilmuwan pernah membuat model yang menggambarkan bentuk semesta seperti bentuk tanduk, gambaran ini senada dengan gambaran yang ditangkap satelit COBE pada saat itu. Namun akhirnya selang beberapa tahun teori itu tenggelam dan bahkan tak sempat terdengar dunia.
Tahun 2003 terori infinitie cosmos kembali terdengar oleh sekelompok ilmuwan lain. Dan akhirnya pada tahun 2004 Steiner dan kawan-kawan menyimpulkan bentuk semesta adalah seperti bentuk terompet tanduk atau seperti corong dimana ujungnya semakin mengecil. Kesimpulan ini mereka ambil sesuai dengan satelite WMAP. WMAP adalah NASA Explorer ,misi yang diluncurkan Juni 2001 sampai membuat pengukuran dasar kosmologi - studi tentang sifat alam semesta kita secara keseluruhan. WMAP telah memukau dalam beberapa akhir ini, produksi baru Standard Model Kosmologi.
Neil Cornish dari Universitas Negeri Montana, Bozeman. Menyatakan bahwa penjelasan mengenai bentuk tanduk dari semesta sedikit lebih sulit dijelaskan terlebih mengenai perhitungan matematis dari gambaran hal tersebut. Teori paling sederhana dari bentuk semesta yang seperti bentuk terompet adalah topologi picard untuk penjelasan topologi picard cek di wiki (http://en.wikipedia.org/wiki/Picard_horn).
Sekali lagi hal ini menjadi panas adalah ketika umat Islam mendapatkan berita ini sebab apa, ribuan tahun yang lalu seorang manusia buta huruf bernama Muhammad ibn Abdullah PBUH (Peace Be Upon Him) pernah mengutarakan bahwa kelak ketika kiamat akan ditiup sangkakala, terompet sebesar langit dan bumi yang berbentuk seperti TANDUK (Horn) yang terbuat dari CAHAYA (Catatan, Semesta terdiri dari bintang (termasuk matahari) yang bercahaya).
Sebagai tambahan bahwa diatas seperti yang VOI jabarkan bahwa dengan adanya teori seperti itu tentunya adanya pembenaran akan keterbatasan langit sekaligus fakta yang menjadi pembenaran sebuah kitab suci yang turun ribuan tahun lalu yang kita sebut Al Qur’an, Surah Al Anbiya ayat 32 “Dan Kami menjadikan LANGIT ITU SEBAGAI ATAP yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.” Kalimat dengan huruf kapital menunjukkan bahwa langit itu sebagai ATAP yang secara langsung menegaskan adanya batasan dari langit itu sendiri. Subhanallah maha benar Allah atas segala firmanNya.
Sekali lagi hal ini menjadi panas adalah ketika umat Islam mendapatkan berita ini sebab apa, ribuan tahun yang lalu seorang manusia buta huruf bernama Muhammad ibn Abdullah PBUH (Peace Be Upon Him) pernah mengutarakan bahwa kelak ketika kiamat akan ditiup sangkakala, terompet sebesar langit dan bumi yang berbentuk seperti TANDUK (Horn) yang terbuat dari CAHAYA (Catatan, Semesta terdiri dari bintang (termasuk matahari) yang bercahaya).
Sebagai tambahan bahwa diatas seperti yang VOI jabarkan bahwa dengan adanya teori seperti itu tentunya adanya pembenaran akan keterbatasan langit sekaligus fakta yang menjadi pembenaran sebuah kitab suci yang turun ribuan tahun lalu yang kita sebut Al Qur’an, Surah Al Anbiya ayat 32 “Dan Kami menjadikan LANGIT ITU SEBAGAI ATAP yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.” Kalimat dengan huruf kapital menunjukkan bahwa langit itu sebagai ATAP yang secara langsung menegaskan adanya batasan dari langit itu sendiri. Subhanallah maha benar Allah atas segala firmanNya.
Sumber : NEWS SCIENTIST
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar