“Islam arus utama tak ada hubungan dengan teroris,” kata Imam Rahman kepada Rosendahl dan jemaatnya. “Mereka justru identik dengan kelembutan, simpati, dan toleransi. Islam tak mengajarkan kepada mereka untuk berlaku teroris,” lanjut Imam Rahman.
Ia bersama 11 anggota Islamic Center lainnya langsung menyambut undangan dari pihak gereja. Ini guna meluruskan kesalahpahaman terhadap Islam.
Contohnya, kata Imam Rahman, banyak warga AS tak tahu bahwa Muslim percaya kepada Taurat, Perjanjian Baru (New Testament), dan Yesus (Isa). Bagi Muslim, Yesus atau Isa adalah nabi. Muslim, lanjut Imam Rahman, juga percaya ada kitab yang diturunkan selanjutnya, yakni Alquran, dan nabi terakhir adalah Muhammad.
Ia mengatakan, Muslim AS bukan hanya membantu warga AS untuk memahami Islam, namun juga menjelaskan Amerika dan kehidupan Amerika bagi Muslim kepada saudara-saudara Muslim di negara lain.
“Mereka (Muslim di negara lain) berpikir, ‘Oh, orang Amerika, mereka hanya mau minyak kita, hanya itu’,” kata Imam Rahman. Ia mengatakan Muslim di negara lain terkejut saat mempelajari begitu besar kebebasan dan peluang ekonomi yang dirasakan saudara-saudaranya di Amerika.
Imam Rahman mengatakan pertemuan Rabu sangat penting. “Tak ada yang bisa menyamai dialog langsung dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan,” katanya. “Jika Anda bertemu Muslim, bertanyalah.”
Ia juga melemparkan undangan kepada jemaat Rosendahl. “Setiap saat kalian ingin, datanglah dan duduk bersama kami di masjid, dan lihat bagaimana kami berdoa. Silahkan datang,” katanya.
(Sumber : Republika)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar