Kamis, 23 September 2010

AHMADINEJAD : MASA DEPAN MILIK IRAN

Ahmadinejad: Masa Depan Milik Iran

Presiden Iran menantang AS untuk mengakui bahwa Iran punya kekuatan

Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat menghadiri pertemuan tahunan Majelis Umum PBB pekan ini, Associated Press mewawancarai Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Pemimpin Iran itu mengatakan bahwa masa depan adalah milik Iran.

Ahmadinejad menantang Amerika Serikat untuk mengakui negaranya memiliki peran besar di tingkat dunia. "Masa depan milik Iran," ujarnya dalam wawancara hari Ahad (19/9) dengan AP selama satu jam.

"Pemerintah Amerika Serikat ... harus mengakui bahwa Iran adalah sebuah kekuatan besar," katanya. "Karena kami menganggap diri kami memiliki kekuatan SDM, kekuatan budaya, dan menjadi teman dari negara-negara lain. Kami tidak pernah berusaha untuk menguasai bangsa lain atau melanggar hak-hak negara lain."

"Mereka yang memaksa bersikap keras terhadap kami, membunuh dan merusak pilihan untuk bersahabat di masa depan dengan kami, sangat disayangkan. Karena jelas masa depan milik Iran dan permusuhan semacam itu akan sia-sia."

Ia mengatakan bahwa pemerintahnya tidak menginginkan sebuah bom atom --sebuah pernyataan yang pernah diutarakannya dulu-- dan Iran hanya menginginkan perdamaian dan sebuah dunia yang bebas dari senjata nuklir.

Ahmadinejad menegaskan bahwa regulator nuklir internasional tidak pernah menemukan bukti bahwa Iran berusaha membuat sebuah bom atom.

"Kami tidak takut akan senjata nuklir. Poinnya adalah, jika benar kami bermaksud membuat sebuah bom nuklir, kami cukup berani untuk mengatakan bahwa kami menginginkannya. Tapi kami tidak pernah melakukan hal itu. Yang kami katakan bahwa persediaan bom nuklir dunia juga harus dihancurkan," tandasnya.

Dalam wawancara itu, AP menanyakan tentang pergolakan di dalam negeri, di mana kelompok-kelompok yang menuntut demokrasi di Iran semakin gencar melakukan aksi.

Ahmadinejad mengatakan, Iran memiliki kebebasan yang lebih dibanding negara lain. "Saya yakin, jika kita mendiskusikan masalah kebebasan dan kemerdekaan harus berdasarkan sebuah perbandingan. Dan harus diingat bahwa demokrasi pada masa belakangan ini berarti pemerintahan oleh mayoritas, yang berarti kelompok minoritas tidak boleh memerintah."

Dia menambahkan, "Di Iran, menurut saya tidak ada orang yang kehilangan pekerjaan karena membuat sebuah pernyataan yang menggambarkan pendapatnya ... Dari sudut pandang ini, kondisi di Iran jauh lebih baik dari banyak tempat lainnya di dunia." [di/ap/hidayatullah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar