LIBERALISME
{KANKER GANAS DITUBUH UMMAT)
Assalamualaikum. Wr Wb
Assyhaduallailahaillallah,
Assyahaduannamuhammadarrasulullah
Sebuah acara, mengenang setahun kematian Gusdur selaku tokoh pluralisme di sebuah stasiun tv swasta diadakan sabtu lalu. Berkaitan dengan topik yang menjadi judul kali ini yakni liberalism, menyangkut dengan seorang tokoh ulama yang dijadikan acuan Pluralisme dan Liberalisme. Bahkan tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada beliau, Gusdur sendiri (panggilan akrab Abdurrahman Wahid) tokoh sentral pluralisme dan liberalisme dan bergelar sebagai bapak pluralisme. Negeri ini memang negeri yang berazaskan demokrasi dan bukan Negara yang memiliki pondasi hukum utama dari hukum Agama. Memang Jika dilihat dari sila pertama konsep pancasila yakni ketuhanan yang maha esa maka jika seorang rakyat Indonesia berpatokan pada sila pertama ini maka sudah selayaknya seluruh warga Negara Indonesia beragama Islam, karena hanya Islam yang mengakui satu Tuhan.
Kembali ketopik masalah liberalisme. Alm Gusdur adalah seorang kyai yang dihormati dikalangan ulama. Namun sikapnya yang dianggap terlalu nyeleneh dalam “Beragama” menunjukkan keliberalismean beliau dalam beragama. Sikapnya yang terlalu menyepelekan dan menyapu rata antara kehidupan “Bergama” dengan kehidupan sosial dan bernegara. Satu contoh kenyelenehan gusdur dalam sebuah jajak pendapat antar agama Gus, ada yang bilang kalau kelompok-kelompok penentang RUU APP ini bukan kelompok Islam, karena katanya kelompok ini memiliki kitab suci yang porno? ; Gusdur : Sebaliknya menurut saya. Kitab suci yang paling porno di dunia adalah Alqur’an, ha-ha-ha.. (tertawa terkekeh-kekeh).
Lalu apa hubungan antara Liberalisme dengan Pluralisme. Sikap liberalisme dalam Islam yakni berusaha menjadikan Islam lebih bebas dengan akal pikiran manusia yang sangat sempit dan terbatas. Mencoba membuka diri sebebas-bebasnya. Contohnya saja ucapan bapak prularisme diatas. Bayangkan kitab suci yang bahkan diakui kebenaran dan mukzizatnya diseluruh dunia, dibilang kitab suci paling porno oleh seorang kyai. Masya Allah. Batasan-batasan yang selama ini dibuat oleh orang Islam yang mereka anggap Islam tua. Padahal Islam yang mana memiliki kitab undang-undang dan aturan hidup yang disebut Al Qur’an tidak bisa mengikuti Logika dan pemikiran sempit manusia. Namun sebaliknya kemajuan, dan segala pemikiran modernlah yang harus mengikuti Al Qur’an dan Islam. Dengan Islam yang modern dan liberal maka tentu harus bisa bersikap toleransi dengan masyarakat Indonesia yang dianggap super plural, kenapa memakai kata super karena kita sudah terlalu toleransi dan bebas menerima segala kebudayaan yang merusak akar sistem jaringan Islam yang selama ini dipegang oleh kita.
Pemandangan wanita yang berlenggok dijalan dengan busana minim sangat mudah didapat. Seorang puteri asal daerah yang dikenal sebagai fotocopy dari mekkah rela menanggalkan jilbab dan mengenakan (maaf; bikini) dalam ajang puteri dunia. Atau juga iklan minuman beralkohol diseluruh stasiun TV. Dan untuk contoh kehidupan sosialnya, kini dibeberapa kesempatan saya mendengar dari ucapan polos dari seorang anak kecil yang melihat seorang bapak memakai kopiyah dan seorang wanita dengan jilbab lebar dikatakan keluarga teroris, naudzubillah. Apa sudah sejauh ini kanker ditubuh ummat ini menjalar. Seorang wanita dengan busana tertutup dinegeri dengan penduduk muslim terbesar didunia dicemooh. Seorang pria yang sholat ditengah jam istirahat siangnya ditertawakan. Betapa mengerikannya kanker yang yang sudah menjalar didalam tubuh umat ini.
Dan alasan diatas sudah jelas kenapa para kaum liberalis dianggap kanker yang bisa membunuh Islam dari dalam secara cepat maupun lambat. Bayangkan jika Islam berubah sepenuhnya menjadi liberal maka orang tidak akan malu lagi bahkan untuk (maaf; berzina didepan umum) dan itu artinya kita tinggal mengucapkan selamat datang kehancuran bagi agama ini, naudzubillahimindzalik.
Islam agama yang fleksibel. Namun bukan berarti Islam dapat dengan mudah dirobah sesuai kehendak hati kita. Dua buah (Qur’an dan Hadits) hukum tuntunan sudah jelas tertulis dan tidak perlu kita menambahi atau menguranginya karena sungguh kedua tuntunan itu merupakan hukum yang paling sempurna. Islam juga agama yang rahmatan lil alamin. Islam tidak melarang ummatnya bergaul dengan orang diluar Islam, tidak, tidak sama sekali. Melainkan Islam melarang bergaul dengan orang kafir yang menjelek-jelekkan Islam, menjatuhkan Islam, atau bahkan memusuhi Islam. Dan hal itu jelas tertulis dalam kitab suci Al Qur’an.
Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam (An Nisaa’; 140)
Lalu kenapa bisa terjadi keliberalan dalam Islam. Hal utama yang mempengaruhi hal itu dipengaruhi oleh pemodernan yang dilakukan umat lain dinegeri ini. Mereka terlalu bebas memasukkan kehidupan mereka dalam sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebisa mungkin mereka akan berteriak agar penerapan hukum yang menunjang umat Islam ditolak. Mereka akan melawan dengan hal yang bertentangan dengan apa yang kita lakukan. Jika wanita Islam berjilbab dengan anggunnya maka mreka akan mengenakan celana yang menampakkan aurat mereka dengan begitu vulgarnya. Dan jika wanita Islam mengenakan baju terusan panjang maka mereka mengenakan pakaian ketat atau bahkan pakaian yang menunjukkan aurat secara bebas. Betapa mengerikan jika kita membangun hubungan dengan orang kafir yang berbuat jahat kepada kita dengan menghancurkan agama kita. Dan point lain pada ayat diatas adalah orang-orang kafir yang mengingkari dan mengolok-olok agama kita. Jadi Islam tidak melarang kita untuk bersikap toleransi selagi toleransi itu tidak melanggar batasan-batasan yang telah ada dan telah dijalankan beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang. Jika gejala liberalisme muncul dan terlihat didekat kita segera waspadai dengan perbanyak pengetahuan tentang agama serta perdalam ilmu tentang Al Qur’an sehingga kita tidak mudah terkecoh dengan penafsiran ayat-ayat yang mereka pelesetkan untuk menjebak kita.
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh. (deliver by A.F.A)
Page in Facebook = VOI (VOICE OF ISLAM, I DELIVER NEWS)
Catatan = Untuk Umat Islam bukan untuk umum, (NO SARA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar