Palestina mengabaikan permintaan Amerika Serikat untuk tidak maju ke Dewan Keamanan PBB guna meminta resolusi yang mengutuk pembangunan pemukiman oleh Israel di wilayah-wilayah yang didudukinya. Kabar itu disampaikan oleh kepala perunding PLO hari Ahad (16/1).
Saeb Erekat kepada Maan mengatakan, "AS tidak ingin ada apapun yang diajukan ke DK-PBB, tapi kami bersikukuh bahwa Dewan Keamanan adalah jalan kami untuk mendapatkan legitimasi internasional."
Dikatakan olehnya, utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansur, telah dijadwalkan menemui kelompok-kelompok di PBB guna menetapkan kapan rancangan resolusi--yang telah ditulis terlebih dahulu--akan diajukan.
"Jika AS memveto resolusi itu, setidaknya kami tahu bahwa kami telah berusaha dan menggunakan semua alat yang ada. Kami tidak akan diam saja melakukan apa yang kami bisa lakukan, hanya karena kami mengira ada pihak lain yang akan menentangnya," tambah Erekat.
"Israel adalah pihak yang bertanggung jawab atas gagalnya proses perdamaian, bukan saja pada tingkat Israel-Palestina, tapi mereka juga bertanggungjawab karena memperparah kegagalan itu di seluruh kawasan, dengan kebijakannya yang memicu kekacauan, ekstrimisme dan pertumpahan darah."
Keterangan tersebut disampaikan Erekat tidak lama setelah radio militer Israel mengabarkan tentang sebuah proyek raksasa pembangunan pemukiman Israel berupa sedikitnya 1.400 unit rumah di kawasan timur Al-Quds (Yerusalem).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar