Kamis, 07 April 2011

Eks Pejabat Israel usulkan agar Aqsha tidak dikendalikan Israel

Mantan pejabat keamanan Israel telah mengajukan inisiatif menyerukan pembentukan negara Palestina di perbatasan tahun 1967, dengan Al-Quds timur (Yerusalem) sebagai ibukotanya.
Para mantan pejabat, termasuk mantan kepala agen Mossad dan layanan keamanan internal Shin Bet, juga menyerukan Israel untuk menarik diri dari Dataran Tinggi Golan Suriah dalam proses selama lima tahun secara bertahap.


Dokumen dua halaman juga menyatakan bahwa al-Aqsha tidak boleh di bawah kendali Israel.

Di antara hampir 40 penandatangan dari inisiatif ini adalah mantan kepala Shin Bet Yaakov Peri dan Ami Ayalon, mantan Kepala Mossad Danny Yatom, mantan Kepala tentara Amnon Lipkin-Shahak, jenderal Amram Mitzna, mantan menteri Moshe Shahal dan Yuval Rabin, putra Perdana Menteri yang dibunuh Yitzhak Rabin.

Rencana tersebut juga mencakup pertukaran tanah yang tidak akan melebihi 7 persen dari Tepi Barat.
Rencana tersebut mengusulkan kompensasi finansial kepada para pengungsi Palestina, dan mengizinkan mereka kembali ke Palestina, dengan kesepakatan satu sama lain di atas kekecualian simbolik yang memungkinkan beberapa dari mereka kembali ke Israel.

Inisiatif yang diusulkan, dengan rincian yang diharapkan akan diterbitkan pada hari Rabu ini (6/5), telah dikirim ke Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu lalu.

Sumber : Eramuslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar