Pasokan bahan bakar di Jalur Gaza menurun sangat signifikan selama terjadi peristiwa di Mesir, yang menyebabkan masalah yang cukup serius bagi rakyat Palestina yang tinggal di daerah tersebut.
Tel Aviv sering menutup perbatasan Gaza, dan Israel juga mengurangi kuota bahan bakar reguler yang masuk ke Jalur Gaza tanpa memberikan alasan jelas.
Sebagai tambahan, bahan bakar serta pasokan kebutuhan lainnya yang biasanya dapat dibeli di sepanjang terowongan bawah tanah antara Gaza dan Mesir akan ditutup.
Pasokan bahan bakar menurun tajam di awal revolusi Mesir, tetapi sekarang tidak ada bahan bakar yang tersedia di terowongan tersebut, demikian dilaporkan koresponden Press TV dari Gaza.
Pada hari pertama kerusuhan Mesir, Rakyat Gaza berbaris di pom –pom penyedia bahan bakar mencoba mengumpulkan bahan bakar sebanyak mungkin, walaupun tidaka da cara untuk mengetahui berapa lama penjualan bahan bakar terbatas akan berakhir.
Asosiasi pengimpor bahan bakar Gaza mengatakan jika cadangan diesel dan bensin di pom pom bahan bakan di jalur gaza telah habis.
Bahan bakar tidak hanya dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan di daerah-daerah yang terblokade; bahan bakar juga merupakan kebutuhan dasar yang di gunakan untuk pembangkit listrik baik kebutuhan industri maupun domestik selama tejadinya pemotongan tenaga listrik, menjaga tetap berjalannya peralatan rumah sakit dan menghangatkan rumah, tempat bekerja, serta sekolah.
Para ekonom mengatakan jika penipisan bahan bakar memiliki konsekuensi yang serius terhadap semua aspek di Gaza.
Sejak tahun 2006, ketika Israel mengadakan blokade di jalur Gaza, terowongan sepanjang perbatasan dengan Mesir menjadi jalur hidup di daerah-daerah kantong yang terkepung. Mereka terbiasa mengimpor makanan dan memasok kebutuhan penting lainnya.
Sekarang tanpa bahan bakar yang melalui lorong-lorong bawah tanah, rakyat Palestina di Gaza harus menghadapi hari-hari yang menakutkan kedepannya, walaupun sejumlah bahan bakar yang terbatas tetap di izinkan melewati persimpangan Israel.
Para ahli mengatakan jika pengurangan bahan bakar akan memperburuk masalah ekonomi Gaza dan akan meningkatkan pengangguran serta tingkat kemiskinan di daerah yang terkepung.
(Sumber : Hidayatullah) Tel Aviv sering menutup perbatasan Gaza, dan Israel juga mengurangi kuota bahan bakar reguler yang masuk ke Jalur Gaza tanpa memberikan alasan jelas.
Sebagai tambahan, bahan bakar serta pasokan kebutuhan lainnya yang biasanya dapat dibeli di sepanjang terowongan bawah tanah antara Gaza dan Mesir akan ditutup.
Pasokan bahan bakar menurun tajam di awal revolusi Mesir, tetapi sekarang tidak ada bahan bakar yang tersedia di terowongan tersebut, demikian dilaporkan koresponden Press TV dari Gaza.
Pada hari pertama kerusuhan Mesir, Rakyat Gaza berbaris di pom –pom penyedia bahan bakar mencoba mengumpulkan bahan bakar sebanyak mungkin, walaupun tidaka da cara untuk mengetahui berapa lama penjualan bahan bakar terbatas akan berakhir.
Asosiasi pengimpor bahan bakar Gaza mengatakan jika cadangan diesel dan bensin di pom pom bahan bakan di jalur gaza telah habis.
Bahan bakar tidak hanya dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan di daerah-daerah yang terblokade; bahan bakar juga merupakan kebutuhan dasar yang di gunakan untuk pembangkit listrik baik kebutuhan industri maupun domestik selama tejadinya pemotongan tenaga listrik, menjaga tetap berjalannya peralatan rumah sakit dan menghangatkan rumah, tempat bekerja, serta sekolah.
Para ekonom mengatakan jika penipisan bahan bakar memiliki konsekuensi yang serius terhadap semua aspek di Gaza.
Sejak tahun 2006, ketika Israel mengadakan blokade di jalur Gaza, terowongan sepanjang perbatasan dengan Mesir menjadi jalur hidup di daerah-daerah kantong yang terkepung. Mereka terbiasa mengimpor makanan dan memasok kebutuhan penting lainnya.
Sekarang tanpa bahan bakar yang melalui lorong-lorong bawah tanah, rakyat Palestina di Gaza harus menghadapi hari-hari yang menakutkan kedepannya, walaupun sejumlah bahan bakar yang terbatas tetap di izinkan melewati persimpangan Israel.
Para ahli mengatakan jika pengurangan bahan bakar akan memperburuk masalah ekonomi Gaza dan akan meningkatkan pengangguran serta tingkat kemiskinan di daerah yang terkepung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar