Selasa, 25 Januari 2011

Penentang Masjid Ground Zero berbalik mendukung Masjid diseluruh AS




Opponent Of Ground Zero Mosque turn support Whole Mosque in US
Adversaire de Ground Zero soutien tour Mosquée Mosquée total aux États-Unis.
Gegner des Ground Zero Moschee wiederum Unterstützung Ganze Moschee in den USA.
Rakibin Ground Zero Of Camii açmak destek ABD'de Tüm Camii.
प्रतिद्वंद्वी ग्राउंड जीरो की मस्जिद बारी समर्थन अमेरिका में पूरे मस्जिद.

NEW YORK-Saat Anti-Defamation League (ADL) -sebuah kelompok berpengaruh penentang Anti-Semit dan segala bentuk diskriminasi agama- menyuarakan penentangan terhadap pembangunan Masjid Ground Zero tahun lalu, banyak yang menilai kelompok ini telah kehilangan arah.
Penentang Masjid Ground Zero Itu Mendukung Pembangunan Masjid di Seantero AS
Gambar proyek masjid di Temecula, California, yang ditentang warga lokal namun didukung ADL
“Saya mengira ADL akan mendukung pembangunan pusat kebudayaan Muslim tersebut,” ungkap Alan Dershowitz, seorang Yahudi dan ahli hukum berpengaruh, seperti dikutip CNN. “Minimal, saya mengira ADL akan tetap diam dan tak memberikan suaranya yang amat berpengaruh kepada para penentang (Masjid Ground Zero).”
Stephen Prothero, profesor ilmu-ilmu agama ternama yang juga kontributor CNN, mengatakan penentangan terhadap Masjid Ground Zero menunjukkan ADL dan ketuanya, Abraham L Foxman, tak lagi menjunjung tinggi moral.

Sementara Fareed Zakaria, kolumnis dan pembawa acara CNN, mengembalikan penghargaan yang diterimanya dari ADL beberapa tahun lalu. Ia berharap tindakannya ini akan menyadarkan ADL untuk kembali ke masa silam sebagai pelindung kebebasan beragama di AS.
Namun, beberapa bulan setelah kontroversi Masjid Ground Zero mereda, ADL diam-diam muncul sebagai pegiat advokasi bagi pembangunan masjid yang menghadapi penentangan dari masyarakat lokal di beberapa wilayah AS.
Pekan lalu, ADL menyurati walikota dan Dewan Kota Temecula, California, mendesak pemerintah setempat untuk menyetujui pembangunan masjid seluas 25 ribu kaki persegi menjelang voting atas masalah ini, Selasa.
Surat itu menyebut para penentang yang menilai masjid tersebut akan menjadi kamp pelarian bagi para teroris, dan pernyataan pastor setempat yang mengatakan Kristen dan Muslim bagaikan minyak dan air serta Islam tak toleran.
“Kami mengerti komentar-komentar seperti ini mencerminkan ketakutan yang dimiliki sebagian warga terhadap Islam, namun kami mendesak Anda agar tak menyerah kepada mereka,” tulis ADL dalam suratnya.
Surat tersebut meminta untuk menghormati tradisi mulia Amerika akan kebebasan beragama untuk semua dan hormat kepada semua agama.
Surat ADL ini didukung oleh anggota Koalisi Antaragama untuk masalah Masjid atau Interfaith Coalition on Mosques (ICM), sebuah kelompok yang dibentuk ADL September lalu saat hangat-hangatnya penentangan terhadap Masjid Ground Zero. ICM sendiri waktu itu dibentuk untuk menentang hak pembangunan masjid Ground Zero. Koalisi ini terdiri atas sejumlah pemimpin agama terkemuka di AS.
“Saat berdebat tentang Masjid Ground Zero, kami memfokuskan perhatian pada masjid-masjid (lain) di negara ini, yang faktanya masjid-masjid tersebut mendapatkan kesulitan untuk memperoleh izin pembangunan,” ungkap Foxman, menegaskan tentang asal muasal ICM dan advokasi masjid yang dilakukan ADL.
“Di saat isu tentang Masjid Ground Zero lebih bersifat filosofi, lebih sensitif, banyak di antara masjid-masjid ini yang memiliki hak legal untuk dibangun,” ujarnya. “Dan seseorang (di ADL) mengatakan ini adalah hak legal yang harus dilindungi.”
Telah empat bulan ini ADL memerintahkan 30 kantor regionalnya untuk memonitor kisruh pembangunan masjid. Sementara markas mereka di New York terus mengabari perkembangan berbagai proyek pembangunan masjid kepada para anggota ICM.
Anggota ICM merupakan kombinasi dari Kristen, Yahudi, dan Muslim. Pendeta Joel Hunter, tokoh evangelis berpengaruh; dan Eboo Patel, seorang pemimpin muda Muslim -keduanya pernah menjadi penasehat Presiden Obama- telah bergabung dalam koalisi.
Proyek pertama ICM adalah mengadvokasi proposal pembangunan Islamic Center seluas 52 ribu kaki persegi di Murfreesboro, Tennessee, yang menghadapi penentangan lokal.
Peralatan di lokasi pembangunan Islamic Center dibakar dan papan nama proyek dicat semprot bertuliskan ‘tak diterima’.
September lalu, saat para penentang mengajukan permohonan hukum untuk mengeblok pembangunan Islamic Center, ADL membalasnya dengan mengajukan legal brief mengatasnamakan ICM, yang isinya mengatakan bahwa permohonan hukum para penentang bertujuan untuk menafikan kebebasan beragama umat Muslim.
Kementrian Hukum AS juga mengajukan legal brief mendukung Islamic Center. Pada November, hakim akhirnya menolak untuk mengeluarkan surat perintah penghentian proyek Islamic Center.
Banyak dari para penentang pembangunan masjid di Murfreesboro dan Temecula beralasan proyek tersebut menyalahi tata ruang lokal. Namun, ADL mengatakan alasan seperti ini hanya kedok bagi sentimen anti-Islam.
“Mereka yang memiliki kebencian memaksa untuk memunculkan isu, karena dengan isu inilah proyek bisa dicegah,” kata Deborah Lauter, Direktur Hak Sipil ADL, yang juga aktif di ICM.
Untuk proyek-proyek pembangunan masjid yang diadvokasi sejauh ini, ADL menggunakan argumentasi legal seputar UU Penggunaan Tanah untuk Tempat Ibadah tahun 1990. Dalam UU ini, pemerintah harus berlaku adil atas lahan-lahan yang telah ditetapkan peruntukannya sebagai lokasi peribadatan.
(Source : Republika )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar