Rabu, 09 Maret 2011

Abbas Cue that He will Resign

Presiden Palestina Mahmud Abbas menyatakan akan mengundurkan diri, jika negara Palestina yang independen tidak juga dideklarasikan sampai bulan September mendatang.

Abbas mengungkapkan hal tersebut dalam keterangan pers bersam Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague di London, Selasa (8/3). Pada para wartawan, Abbas mengatakan bahwa negosiasi yang selama ini berjalan harus mematuhi hal-hal yang prinsipil dalam hubungan internasional dan harus mengarah pada terbentuknya negara Palestina yang independen berdasarkan perbatasan tahun 1967, serta penyelesaian yang adil bagi para pengungsi Palestina.


Pada kesempatan itu Abbas juga kembali menegaskan bahwa tindakan Israel yang tetap melanjutkan pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina, tidak membantu proses perdamaian.

Presiden Barack Obama menetapkan tenggat waktu bulan September 2011 bagi tercapainya kesepakatan damai Israel-Palestina. Tim Kwartet--Uni Eropa, PBB, AS dan Rusia--juga sudah menyatakan dukungannya untuk menyelesaikan negosiasi damai pada bulan September. Namun negosiasi damai antara Israel-Palestina yang selama ini dimediasi AS gagal di tengah jalan, karena Israel menolak menghentikan pembangunan pemukiman ilegalnya di wilayah Palestina di Tepi Barat.

Sementara itu, dalam keterangan pers kemarin, Hague mendesak agar negosiasi dilanjutkan kembali. Ia juga menyatakan bahwa Inggris berkomitmen dengan solusi dua-negara, mendeklarasikan negara Palestina yang independen berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem sebagai ibukota yang dibagi dua dengan Israel.

Hague juga mendukung keinginan Otorita Palestina untuk menggelar pemilu presiden dan pemilu legislatif pada bulan September mendatang. Ia mengecam Hamas yang menolak wacana pemilu itu.
"Hamas selayaknya tidak menahan ekspresi demokratis rakyat Palestina," kata Hague.

Hamas yang sekarang menguasai Jalur Gaza menolak wacana pemilu yang digulirkan Abbas. Mereka menyatakan tidak akan ikut pemilu sebelum tercapai rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah. "Kami tidak bisa mencapai solusi politik tanpa rekonsliasi di Palestina," kata Hamas.

Pemerintah Inggris hari Senin kemarin menyatakan bahwa mereka sudah meningkatkan status perwakilan diplomatik Palestina di London, ke level misi diplomatik seperti yang sudah dilakukan oleh sejumlah negara anggota Uni Eropa lainnya.

(Sumber : Eramuslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar