Kementerian Dalam Negeri Gaza telah menangkap dua tersangka sebagai bagian dari penyelidikan atas pembunuhan aktivis kemanusiaan Italia Vittorio Arrigoni.
Mayat Arrigoni ditemukan di sebuah apartemen kosong di Gaza pada Jumat pagi lalu setelah dia diculik oleh orang-orang terkait dengan sebuah kelompok "Salafi" yang menggunakan dirinya sebagai tebusan untuk menunut kebebasan dari beberapa anggota dari elemen kelompok mereka.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan mereka masih mengejar lebih banyak lagi tersangka yang terlibat dalam pembunuhan itu.
Perdana Menteri pemerintah Palestina di Gaza Ismail Haniyah telah menegaskan bahwa pemerintah telah mengikuti kasus Arrigoni dari berita yang bocor saat pertama terungkap tentang penculikannya pada hari Kamis lalu. Dia menambahkan bahwa ia telah membuat perintah yang ketat untuk memastikan pembebasannya sesegera mungkin.
Namun penculiknya telah membunuhnya sebelum batas waktu yang mereka tetapkan kepada pemerintah.
Haniyah mengatakan dirinya secara pribadi menelepon ibu Arrigoni dan menyatakan bela sungkawa serta menegaskan bahwa pemerintah terus mengejar para pelaku dan akan membawa mereka ke pengadilan sesegera mungkin.
Menurut sebuah wawancara dengan surat kabar Guardian Inggris, ibu korban Egidia Beretta, yang merupakan walikota dari sebuah desa kecil antara Milano dan Danau Como, mengatakan bahwa itu bukan yang pertama kali anaknya mengalami bahaya selama tiga tahun aktivitasnya di Gaza. Dia sebelumnya menerima ancaman kematian dari situs internet . Dan dia terluka saat menemani seorang nelayan Gaza pada tahun 2008.
Arrigoni menghabiskan total sembilan tahun di wilayah Palestina dan telah diminta oleh Israel untuk meninggalkan Tepi Barat. Dia juga ikut ambil bagian dalam misi Free Gaza pada tahun 2008.
Sumber : Eramuslim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar